Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya
Minggu ini saya dibuat tidak
habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan
disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan
adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut.
Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada
polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??).
Keterkejutan saya tidak hanya
sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai
harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan
penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air
panas.
Lalu pertanyaannya, kenapa ada
pembelaan dari orang-orang untuk mereka yang salah ?
Mengapa yang salah justru malah terkesan
dilindungi ?
Media pun mulai ramai membahas
kasus pencabulan tersebut, hingga diketahui bahwa kasus pencabulan di pondok
pesantren tersebut sebelumnya pernah dilaporkan pada tahun 2018, dan sempat
dilakukan penghentian penyidikan, hingga pada tahun 2019 ada laporan kembali yang
kemudian diproses hingga polisi menetapkan pelaku sebagai tersangka, yang
berarti selama 2019 sampai dengan 2022 polisi tidak berhasil menangkap pelaku.
Preseden buruk
Kealpaan polisi yang membiarkan
tersangka selama dua tahun berkeliaran tentunya menjadi preseden buruk dalam
penegakan hukum di Indonesia, padahal dalam teorinya semua adalah sama dimata
hukum.
Sikap pembelaan yang dilakukan
para santri yang menghalangi polisi ketika menjemput tersangka, dalam pandangan
saya menunjukkan betapa kerdilnya logika berpikir mereka yang fanatik secara
buta. Fanatisme sempit merenggut cara berpikir dan logika sederhana, apalagi
jika sudah berbau agama, barang seksi yang sering dijadikan issue untuk memecah
belah bangsa. Pemuka agama bukanlah Tuhan yang tidak berdosa, suara mereka
bukan sabda Tuhan yang harus diiyakan dan didengarkan. Toh mereka juga manusia,
yang pastinya tidak luput oleh noda dan cela.
Komentar
Posting Komentar