Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...
“Jadilah seperti kopi.. “ Itulah kata kata yang pernah terucap dari mulut ayah saya dulu sambil mengacungkan kopi hitam jualannya, menanggapi keluhan saya ketika kecil soal kulit hitam saya. Saya masih ingat, kala itu saya yang masih berumur 11 tahun hanya bisa berwajah kecut mendengar jawabannya. Sebuah jawaban yang tidak menjawab kegelisahan saya yang sering di ledek “item” oleh teman teman sebaya saya kala itu, jawaban yang bahkan tidak saya mengerti. Sekarang sudah hampir 12 tahun hari itu berlalu, dan saat ini saya pun sudah bekerja di sebuah kantor akuntan ternama di Jakarta. Kehidupan pekerja kantor dimana selalu di temani oleh setumpuk kertas, seperangkat computer, dan secangkir kopi dengan uap panas di atasnya yang selalu menggoda. Ya, seiring berjalannya waktu saya pun mulai menyukai kopi, terutama Nescafe yang tak pernah berhenti menghasilkan inovasi rasa baru dalam setiap sachetnya “Jadilah seperti kopi” pesan yang mungkin saat ini telah saya mengerti. Bag...