Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...
Pertandingan antara Barcelona VS
Villareal dalam lanjutan La Liga minggu lalu menyelipkan sebuah kisah lucu dan
sangat bemakna di dalam nya. Ya, tingkah Dani Alves dalam pertandingan itu
ketika di lempari pisang menjadi sorotan dunia serta para pelaku sepak bola
dalam bersikap melawan rasisme.
Dalam pertandingan tersebut,
Alves terlihat dilempari pisang oleh seseorang ketika sedang mengambil lemparan
kedalam. Namun dengan santainya Alves justru memungut pisang tersebut kemudian
memakan nya
http://www.bbc.co.uk/indonesia/olahraga/2014/04/140429_dukungan_dani_alves.shtml |
“Pisang itu memberiku energi
ekstra dan membuatku mampu melakukan crossing dengan sempurna sehingga berujung
gol.. “
Begitulah komentar Alves dalam
umpa pers setelah pertandingan, Sikap Alves patut di apresiasi. Dalam
pertandingan kemarin, ia menunjukkan kelas dan kematangan nya sebagai seorang
pesepakbola dalam melawan rasis. Ia tidak marah ataupun melakukan walk out, dengan
tenang ia justru mengambil dan memakan pisang tersebut.
Namun, tidak hanya sampai di
situ, sikap Alves minggu lalu pun seakan akan menjadi sumbu penyulut bagi para
pesepakbola untuk menyuarakan hal yang sama. Secara beramai ramai para
pesepakbola mulai mengunggah foto mereka yang sedang memakan pisang melalui
socal media masing masing. Mulai dari David Luiz, Ballotelli, hingga rekan
setim Alves Neymar Jr.
Momok Lama
Rasisme sendiri sebenarnya telah
menjadi momok lama dalam dunia sepak bola. Bahkan inisnya justru di liga liga
besarlah tindakan rasialis oleh para penonton sering terjadi. Mungkin masih ada
yang ingat bagaimana dulu Samuel eto’o menari nari seperti monyet ketika
merayakan golnya, seakan meledek para penonton yang terlebih dahulu
melemparinya pisang.
Bahkan dulu ketika Piala Dunia
1998 yang di menangkan oleh Perancis yang notabene adalah tuan rumah Piala
Dunia kala itu, muncul selentingan yang mengatakan bahwa skuad yang memenangkan
Piala Dunia 1998 tersebut bukanlah Timnas Prancis yang sesungguhnya. Anggapan
itu muncul mengingat skuad Prancis kala itu memang banyak di huni oleh para
pemain keturunan yang memang berkulit
hitam, sebut saja Christian Karembau dan Lilian Thuram hingga Claude Makalele
da Zinedane Zidane sendiri yang notabene masih keturunan Aljazair.
UEFA dan FIFA sendiri bukannya
tanpa upaya untuk membenahi semua itu, berbagai hukuman dari mulai denda hingga
skorsing seumur hidup telah sering di jatuhkan untuk para pelaku rasisme di
sepakbola, hanya saja memang sepertinya sikap rasis bukanlah hal yang mudah di
hilangkan.. Peniruan suara monyet, hingga pelemparan pisang dan kacang
menggambarkan bagaimana sikap rasis yang sering di terima para pelaku sepak
bola, yang mungkin bujan hanya di Eropa, tapi juga di dunia. So, Let’s Kick Rasicm Out Of Football..
And, good Job Alves :D .
Komentar
Posting Komentar