Langsung ke konten utama

Berhenti Berfikir

  Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...

Luna




Tubuhnya kecil, mungil dengan rambut pendek yang menggantung di atas bahunya dan poni yang menghias dahinya. Gigi kelincinya seolah menjadi pemanis takala ia tersenyum dengan bibir tipisnya. Ya, Sudah hampir seminggu ini wanita itu mengunjungi kafe milikku sendirian dengan laptop pinknya , dan kursi nomor 5 di ujung sana seolah menjadi tempat favoritnya. Aku lalu bergegas ke meja barku, membuat segelas Chocolate milkshake yang biasa di pesannya. Lalu menuju ke tempatnya

“ Aku belom pesen lho .. “ ujarnya ramah dengan wajah yang heran.

“Gratis kq .. “ ujarku sambil tersenyum padanya dan meletakkan minuman itu di mejanya. Modus kenalan basi yang pertama kalinya ku gunakan kepada pelangganku. 

“Mau kenalan…?? “ ujarnya tanpa basa basi dengan wajah yang tanpa ekspresi. Hal  yang cukup bagiku yang pemalu ini mundur sedikit dari tempatku berdiri dan menundukkan kepalaku beberapa detik, hingga akhirnya aku melihat tangannya yang mengulurkan salam kepada ku yang masih menunduk dengan gaya batu.

“Luna. “ ujarnya ramah dengan ekspresi yang berbeda, dari beberapa detik sebelumnya. Ia tersenyum ramah dengan lesung pipi yang terlihat jelas di sebelah kiri pipinya, satu satunya hal yang aku luput darinya selama 3 hari terakhir memperhatikannya

“Sammy.. “ ujarku sambil menyambut tangan kanan nya. Perkenalan singkat yang akhirnya membawa kami pada sebuah perbincangan panjang. Dan mungkin ini adalah hari pertama di mana aku merasa beruntung karena kafe ku yang sepi sehingga aku bisa berbicara banyak hal dengannya.

“Heii… bangun bangun… “ ujar seorang temanku sambil mengerakkan badanku. Aku diam beberapa saat sebelum akhirnya sadar sepenuhnya. Sepertinya aku tertidur tadi.

“Thu cewek yang kemarin, dateng lagi.. “

Ya, ia duduk manis di meja no 5 dengan laptop pinknya. Wanita yang sama dalam mimpiku, hanya saja…

“Gak mau kenalan.. ??“ ujar temanku sambil menyodorkan segelas chocolate milkshake padaku untuk di berikan padanya.

Aku menggeleng pelan, sepertinya aku terlalu takut untuk itu. Jika saja semua berjalan semudah mimpi ku mungkin aku akan melakukan nya, hanya saja terkadang semua hal tak semudah yang di impikan, dan sepertinya aku belum siap jika ia meresponku dengan ketus. Ya, mungkin hanya dalam diam ini aku bisa mengaguminya

Komentar