Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...
Sabtu 29 Mei 2015, FIFA akhirnya
menjatuhkan sanksinya kepada Indonesia, terkait intervensi yang di lakukan
Negara dalam hal ini kemenpora yang melakukan pembekuan thd PSSI,sehingga secara otomatis seluruh klub sepak
bola dan Timnas Indonesia saat ini akan dilarang tampil dan akan di “kucilkan”
dalam pergaulan sepak bola internasional, walaupun beruntung Timnas U-23 kita
yang tengah di persiapakan untuk Sea Games nanti lolos dari sanksi dan dijinkan
untuk bertanding dalam Sea Games nanti.
Sanksi FIFA pada Indonesia
sebenarnya bukanlah merupakan hal yang baru kita dengar. Toh sudah dari 2011
lalu sanksi itu selalu membayangi sepak bola Indonesia,, muai dari kisruh
dualisme kompetisi, kisruh interal di tubuh PSSI,
hingga saat ini kisruh antara PSSI
dengan kemenpora. Dan mungkin kisruh inilah yang paling muktahir sehingga
sanksi itu benar benar jatuh menimpa PSSI
(baca: sepak bola Indonesia)
dan bukan hanya sekedar isapan jempol belaka. Pertanyaan yang ada di kepala
saya sekarang adalah :
- Pantaskah Indonesia di sanksi
??
-Akankah sanksi ini menjadi
momentum untuk berbenah ??
Sepak bola di Indonesia ibarat sebuah ironi.. Di
satu sisi, sepak bola adalah olahraga yang paling di gemari di Negara
berpenduduk 250 juta ini, sebuah olahraga yag mampu menyatukan bangsa ini jadi
satu. Lihatlah betapa banyaknya orang yang rela membuang waktunya di warkop
warkop ataupun warung pinggiran yang mempunyai TV ketika timnas bermain.
Lihatlah betapa bnyaknya supporter memenuhi stadion dan berteriak serta
bernyanyi dengan lantang untuk mendukung merah putih. Namun di satu sisi,
pernahkah kita bayangkan bagaimana susahnya klub klub di Indonesia untuk mengikuti Liga ??
Berapa banyak pemain professional memilih bermain tarkam untuk mencari
penghasilan tambahan ?? Ya, di balik gemerlap dan riuh rendahnya suara penonton
di stadion saat timnas ataupun klub kesayangan mereka bertanding, ada duka sendiri
sebetulnya bagi klub klub ataupun para pemain yang gajinya di tunggak yang
seolah teriakan mereka tertutup gemerlapnya stadion. Ingatlah mendiang Diego
mendieta ketika ia mati karena tak punya uang untuk berobat.
Kalau pertanyaan itu di ajukan ke saya, mungki
saya akan jawab ; “Pantas” , walaupun di satu sisi, saya tahu moment nya kurang
tepat mengingat dengan jatuhnya sanksi ini, otomatis persipura yang masih
bertaung di AFC Cup akan tersingkir dari ajang tersebu. Dilema memang, tapi
mungkin itu adalah harga termahal yang harus di bayar sepak bola Indonesia
saat ini.
PSSI
buta, bagi saya itulah kata yang tepat untuk menggambarkan PSSI dari tahun ke tahun. Mereka bersikap tuli dengan
semua pemberitaan miring mengenai mereka di media, hingga akhirnya mungkin
media pun mulai jengah dan jenuh memberitakan tentang mereka. Bagi saya PSSI dari tahun ke tahun mempunyai moto “Yang
penting jalan “ . Semua blue print yang mereka kemukakan hanyalah pepesan
kosong, sebuah teori abadi tanpa implementasi yang berarti. Pernahkah PSSI melakukan pembenahan thd klub klub yang
menunggak gaji pemain ?? Mengajarkan klub klub bagaimana mengeola keuangan
mereka dengan baik dan bijak sehingga bisa menjadi sebuah klub professional
yang mandiri dan mampu mensejahterahkan pemainnya ??
Pernah ??
Klo pernah pun, PSSI berarti gagal telak dalam hal ini. Toh, masih
banyak klub klub yang menunggak gaji pemainnya, indikasi yang menunjukkan bahwa
klub tersebut sebenarnya tidaklah sehat, namun toh kenyataan nya mereka lolos
verifikasi. Menggelikan bukan ?? Belum lagi mengenai mafia sepak bola, yang
keberadaan nya sepert kentut, tercium baunya, tapi tak nampak siapa orangnya.
Saya akui, saya mungkin tak tahu dengan pasti apakah mafia ini ada atau tidak,
tapi sepak bola gajah kemarin di mana 5 gol yang tercipta melalui aksi bunuh
diri semua, mengindikasikan jelas bahwa mafia itu ada. Siapa yang menjadi
korban kali ini ?? Lagi, para pemain lah yang di sanksi PSSI
dan di salahkan, entah bagaimana dengan manager ataupun penanggung jawab tim
dan pertandingan.
Akankah sanksi ini menjadi momentum untuk berbenah ??
Ya, ini adalah hal yang paling
menarik. Setelah sanksi, lalu apa ?? Ya, akankah PSSI
berkaca setelah sanksi ?? Menjadi PSSI
yang lebih baik dan besikap terbuka serta mau mendengar masukan dari para
pecinta sepak bola di Indonesia.
Bukan seperti PSSI saat ini yang
lebih suka bersikap senyap.
Akankah PSSI
dan kompetisi berubah menjadi lebih baik, di mana tak ada lagi tunggakan gaji,
pemain mati, hingga sepak bola gajah yang mencoreng wajah negri ini ??
Pertayaan klasik yang sejujurnya di barengi dengan sebuah harapan tinggi untuk
sepakbola di negri ini.
Ya, jujur saya akui, saya
berharap sanksi ini dapat mebuat PSSI
bisa bersikap lebih terbuka baik itu kepada media ataupun masyarakat pecinta
sepak bola di Indonesia.
Toh, bukan rahasia lagi PSSI
sering di pelitir menjadi koruPSSI. Mengingat laporan keuangan mereka yag
jarang di buka untuk public.
Semoga ke depannya nanti, mereka
para exco dan stake holder sepak bola di Indonesia mau berubah dan
mengedepankan kepentingan sepak bola Indonesia, bukan kepentingan mereka
pribadi atau kelompok, berbenah bersama untuk sepak bola Indonesia yang lebih
baik, serta mau mendengar masukan dr saya dan mereka. Para pecinta sepak bola
di Indonesia.
Komentar
Posting Komentar