Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2015

Berhenti Berfikir

  Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...

Gelap

https://henridaros.wordpress.com/2013/06/26/kunang-kunang-kusangka-api/ Berjalan di gunung, mendaki bukit dan menelusuri hutan sejujurnya bukanlah hobiku, kalau boleh jujur aku lebih memilih bermain air di pantai kotor yang airna coklat mirip air sungai, di banding harus berjalan di atas tanah merah yang lengket, dengan jalan yang menanjak.   Hanya saja ketika kau yang meminta, rasannya sulit untuk tak meluluskan. “Temenin ya.. please.” Ujarmu kala itu sambil memperlihatkan deretan gigi kawatmu. Ekspresimu lucu, mirip seperti anak 5 tahun yang sedang meminta permen. Aku ingat, hari itu aku tak mengangguk, aku hanya mengangkat kedua alisku dan lalu menarik nafas sedalam yang kubisa, yang kemudian langsung kau sambut dengan teriakan ‘hore’ sambil berterimakasih dan tersenyum melihatku, -yang untungnya tak kau lanjutkan dengan meneriakkan namaku, mirip cheer leaders di kampus- “Mencari cahaya.. “ begitu katamu ketika aku menanyakan alasan mengapa kau ingin pergi ke gu...

Kebebasan

Apa arti kebebasan jika ternyata masih mengekang ??   Hmm.. coba tanyakan itu pada layang layang, yang dapat terbang bebas dan menari dengan indahnya di awan. Ia terlihat bebas, namun sesungguhnya ia terkekang oleh seutas benang yang hampir tak kelihatan. Kebebasan menunjukkan keinginan, sebuah ekspresi, hingga ekspektasi yang tak pernah bertepi. Sebuah keinginan tak mengenal batasan, sebuah ekspresi hanya menunjukkan jati diri, dan ekspektasi menunjukkan mimpi. Begitulah sebuah kebebasan yang seharusnya mengenal tujuan, bukan tanpa sebuah alasan. Tapi.. Apa artinya kebebasan, tanpa sebuah aturan ?? Bukankah sebuah layangan tetap membutuhkan seutas tali untuk bisa terbang ?? Ia akan jatuh menukik tak berarah dan menyangsang ke genting orang jika ia kehilangan seutas benang yang mengarahkan dan mengaturnya untuk terbang. Jangan menggambakan kebebasan seperti yang di rasakan seorang narapidana yang berhasil meloloskan diri dari penjara untuk menghirup udar...