Belakangan ini saya mulai menganggap banyak orang yang gagal dalam berpikir, termasuk saya yang tidak habis pikir, bagaimana bisa seorang yang jelas-jelas berstatus sebagai tersangka justru dibela oleh para pengikutnya, hingga ayahnya yang notabene seorang pemuka agama yang pastinya mempunyai nama baik dan tersohor dilingkungan tempat tinggalnya Minggu ini saya dibuat tidak habis pikir hingga gagal berpikir oleh berita pencabulan yang dilakukan disekolah yang notabene berbasis agama. Gilanya, yang melakukan pencabulan adalah anak seorang pemuka agama yang mungkin disegani diwilayah tersebut. Bahkan ada video yang beredar dimana pemuka agama tersebut meminta kepada polisi yang datang agar anaknya tidak ditangkap (lha ??). Keterkejutan saya tidak hanya sampai dititik itu. Beberapa hari kemudian diberitakan kalau kepolisian sampai harus mengepung pondok pesantren selama beberapa jam untuk melakukan penjemputan kepada tersangka, bahkan ada polisi yang sampai harus disiram air pan...
“
Huaaaaaa…huaaaaaaa….haaaaa….. !!!! “ Suara tangisan itu membuat Sammy risih,
hatinya kesal, ingin rasanya ia mematahkan pensilnya, atau mungkin berteriak
keras ke arah adiknya (jika diizinkan) dan berkata “BERISSSIIIKKKKKK ….!!!!!!” Ia kemudian terus mencoba focus pada pelajaran
yang sedang di pelajarinya. Lambat laun, suara tangisan itu mulai mereda,
berganti dengan suara lembut dan halus seorang laki laki “cup..cup cup… uhh..
ade sayang,..cup cup cup…”
Ya, ayahnya akhirnya
berhasil menenangkan adiknya yang cengeng itu., paling tidak saat ini suasana
menjadi lebih tenang baginya untuk belajar. Sammy saat ini duduk di kelas 6 SD,
sebentar lagi ia akan menghadapi Ujian Nasional, sehingga sekolahnya sering
memberikan ulangan ulangan dan beberapa ujian sebagai persiapan murid murid
untuk mrnghadapi UN. Dan sejujurnya, keberadaan adiknya yang cengeng itu sering
membuatnya kesal, dan ia merasa tak bisa focus belajar karena adiknya tersebut.
“Sammy, kau
belum tidur ?? “ ujar ayahnya lembut, waktu memang sudah menunjukkan pukul
21.00
“Berisiikkkkk..
“ Jawab Sammy ketus sambil kepalanya menunjuk ke arah adiknya.
Ayah nya
menarik nafas panjang, ia menatap Sammy
lembut kemudian membelai kepala anak sulungnya
“Kau masih
belajar ??, Ini sudah larut.. “
“Ayah, adek
berisik… Aku mau belajar berapa lama pun akan susah jika adek menangis teruss..
“
“Sammy, adek
baru 2 tahun, kau juga seperti itu dulu.. “ ujar ayahnya lembut. Sammy merengut,
ia seakan tak terima dengan jawaban ayahnya itu, kemudian berlalu ke kamarnya.
Sammy kesal,
ia menangis di kamarnya, ia heran kenapa ayah dan neneknya selalu membela
adiknya, Baginya adiknya hanyalah pembawa sial. Ia ingat bagaimana ibunya
meninggal beberapa hari setelah melahirkan adiknya , kemudian ketika lebaran
tahun lalu, ia juga tak mendapatkan baju baru karena uangnya habis untuk biaya
berobat adiknya..
Ade… ade…..
ade …..selalu ade yang lebih penting di banding dirinya. Ia merasa ayahnya dan
neneknya lebih sayang kepada adiknya di banding dirinya. Tak ada lagi ayahnya
yang selalu memberikan nnya mainan ketika ia juara kelas , saat ini yang ada
hanyalah ayahnya yang selalu memenuhi kebutuhan adiknya, dan terkesan tidak
peduli lagi kepadanya.
Sudah 2 minggu
berlalu dari hari itu, sebentar lagi Sammy akan UN, sehingga ia pun belajar
giat mengulang pelajaran pelajaran yang ia dapat di sekolah. Ia membuka meja
belajarnya, kemudian mengambil buku catatan dari tasnya. Terlihat adiknya
sedang di suaapi makan oleh neneknya dan kemudian berlari lari di sekitar Sammy
seakan mengajak Sammy untuk bermain. Sammy berusaha cuek, ia tak ambil pusing
dan tak mau peduli apa yang dilakukan adiknya.
“Huu… “
terdengar
adiknya yangh berada tapat di depannnya bersuara, tak lama..
“Hueekkkkkk……..”
Adiknya
memuntahkan semua makanan di mulutnya, tepat di atas buku catatan Sammy..
“ADEEEEEKKKKKKKK.....!!!!!!”
Sammy marah,
ia pun langsung melayangkan tangan nya dengan keras ke kepala adiknya sehingga
kepala adiknya teratu keras kea rah kaki meja belajarnya.. Darah mengalir
keluar dari kepala adiknya.
“SAMMY…!!”
ujar neneknya keras, ia pun menampar kepala Sammy dengan keras, Sammy menangis,
ini adalah kali pertama nenek menamparnya.
“Ikut nenek ke
rumah sakit.. !!! “ ujar neneknya keras
seraya menggendong adiknya yang kepalanya masih mengeluarkan darah.
Sesampainya di
Rumah Sakit, ade mendapat perawatan dari dokter. Sammy tertegun ketika melihat
kondisi adiknya. Adiknya seakan terbaring lemah tak berdaya di Rumah Sakit
dendgan kepala yang di perban, wajah ade yang biasa terlihat ceria tampak
lunglai dan masih tak sadarkan diri.
Sampai lewat
sore, kondisi ade masih belum berubah. Sore itu Sammy dimarahi habis habisan
oleh ayahnya. Ia tak melawan dan tak menyahut 1 patah pun. Ia sadar ia terlalu
emosi untuk hal sekecil itu, bertindak bodoh terhadap adiknya yang tak tahu apa
apa.
Malam itu
Sammy dan keluarganya terpaksa menginap di Rumah Sakit, mereka semua
mengkhawatirkan kondisi ade yang masih belum sadar. Ini adalah ke 2 kalinya nya
ia harus menginap di RS. Ia amasih ingat 2 tahun lalu ketika ia serta ayah dan
neneknya menjaga ibunya seharian di RS, yang berakhir pilu dengan kematian
ibunya.
Dalam hati
kecilnya, ia menyesal. Ia tak ingin malam pilu di mana ia kehilangan ibunya,
kembali terulang dengan kehilangan orang lain yang berbeda. Ia memandang wajah
adiknya yang terkulai lemah di tempayt tidur dengan perban di kepala serta
infuse di tangan kirinya. Saat ini ia merindukan tangisan cengeng adiknya dan wajah
adiknya yang ceria ketika mengajaknya bermain. Persis seperti apa yang tadi
siang terjadi.
Created by
Hadi 10-08-13 @ 16:15
Sumber gbr : Net...
Komentar
Posting Komentar